33. TAFSIR SURAT ALAHZAB
Yaitu perhimpunan bangsa bangsa, suku suku. Perang Ahzab terjadi pada Syawal tahun 5 Hijriyah. Tempat terjadinya perang Ahzab itu di Madinah. Yang membawa bendera Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Zaid bin Haritsah dan Sa’ad bin ‘Ubadah. Sedangkan pemimpin pasukan musuh adalah Abu Sufyan bin Harb. Jumlah pasukan kaum muslimin 3.000, melawan 10.000 pasukan musuh. Surah yang membicarakan perang Ahzab adalah ayat-ayat dalam surah Al-Ahzab.
Perang Ahzab disebut pula dengan perang Khandaq. Hal ini dikarenakan umat
Islam menggali parit pada perang tersebut. Khandaq berarti
parit, khandaqa berarti menggali parit.
Ini adalah perang ketika Allah menguji hamba-hamba-Nya yang beriman
dengan memasukkan iman ke dalam dada para wali-Nya yang bertakwa serta
menampakkan apa yang selama ini disembunyikan oleh orang-orang munafik dalam
hati mereka. Kemudian Allah menurunkan pertolongan-Nya guna membela mereka,
memporak-porandakan pasukan musuh dengan kekuatan-Nya, memuliakan para
tentara-Nya, menjadikan orang-orang kafir kembali dengan kekecewaan, melindungi
kaum mukminin dari kejahatan mereka, mengharamkan mereka untuk tidak lagi dapat
memerangi umat Islam, mereka kalah dan Allah menjadikan golongan-Nya meraih
kemenangan yang gemilang.
Ibnu Ishaq berkata, “Perang Khandaq ini terjadi pada bulan Syawal
tahun kelima Hijriyah. Latar belakang peperangan ini adalah karena Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusir Bani Nadhir hingga mereka pergi ke perkampungan
Khaibar yang mayoritasnya penduduk Yahudi yang memiliki keterampilan
dalam perang. Oleh karena itu, berangkatlah Huyai bin Akhthab, Kinanah bin
Abdul Haqiq, Haudzah bin Qais Al-Waili, dan Abu Amir Al-Fasiq (yang terkenal
dengan kefasikannya) serta yang lainnya menuju Makkah.
Mereka mengajak Quraisy dan pendukung-pendukungnya untuk memerangi
Muhammad. Mereka membentuk pasukan koalisi. Mereka berkata kepada orang-orang
Quraisy, “Kami akan bersama kalian hingga kita dapat mengalahkan Muhammad. Kami
datang untuk bekerja sama dengan kalian untuk menjadikannya musuh bersama dan
memeranginya.” Kemudian orang Quraisy menyambutnya dengan semangat dan gembira.
Mereka juga mengajak suku Ghathafan dan Bani Sulaim untuk memerangi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka pun menyambut ajakan tersebut
serta berjanji akan bergabung bersama kaum Quraisy.
Kemudian keluarlah Abu Sufyan dengan pasukan Quraisy dan
kabilah-kabilah lainnya. Sedangkan Bani Sulaim dipimpin langsung oleh Sufyan
bin Abdu Syams, Ghathafan dipimpin oleh Uyyainah bin Hishn, Bani Murrah
dipimpin oleh Harits bin ‘Auf, suku Asyja’ oleh Mas’ar bin Rukhailih. Pasukan
gabungan tersebut dengan kekuatan 10.000 personil siap berangkat ke Madinah di
bawah pimpinan Abu Sufyan bin Harb.
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui
informasi tentang pasukan gabungan ini, beliau mengajak para sahabat untuk
bermusyawarah. Kemudian Salman Al-Farisi menyarankan
untuk menggali parit. Sarannya itu membuat mereka takjub dan mereka memilih
untuk menetap di dalam kota Madinah.
Penggalian Parit
Kemudian penggalian parit pun dilakukan yang melibatkan seluruh
kaum muslimin. Mereka menggalinya dengan cepat karena berlomba-lomba dengan
kedatangan musuh. Mereka meminjam berbagai alat yang dibutuhkan kepada Bani Quraizhah.
Asy-Syami berkata, “Imam Thabrani meriwayatkan dengan sanad laa
ba’sa (dapat diterima) dari ‘Amr bin Al-Muzni, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam membuat garis parit yang harus digali dari Ajam Syaikhan
ujung wilayah Bani Haritsah hingga Mazad. Selain itu, setiap 10 sahabat
menggali 40 hasta.”
Al-Waqidi berkata, “Parit yang digali sangat panjang. Kaum
Muhajirin dan Anshar memanggul batu-batu di atas kepala mereka. Mereka
melakukannya terus menerus hingga selesai penggalian parit tersebut. Tidak satu
pun dari kaum muslimin yang tidak terlibat dalam proyek penggalian parit ini.
Sementara itu, Abu Bakar dan Umar memindahkan tanah dengan bajunya karena tidak
ada wadah yang dapat digunakan lagi. Keduanya selalu berdampingan dalam
bekerja.
Dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata, “Kami bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menggali parit. Sebagian dari mereka
menggali, sedangkan kami memindahkan tanah galian dengan memanggulnya di atas
pundak-pundak kami. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُمَّ
لا عَيْشَ إلَّا عَيْشُ الآخِرَةِ، فَاغْفِرْ لِلْمُهَاجِرِينَ والأنْصَارِ.
“Ya Allah, tidak ada kehidupan, kecuali kehidupan akhirat,
ampunilah kaum Muhajirin dan Anshar.” (HR. Bukhari, no. 4098)*
Beliau mendoakan kebinasaan untuk pasukan gabungan seraya berdoa,
اللَّهُمَّ
مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيعَ الْحِسَابِ اللَّهُمَّ اهْزِمْ الْأَحْزَابَ
اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ
“Ya Allah, yang menurunkan kitab, yang cepat dalam menghisab,
hancurkanlah pasukan gabungan Ahzab! Ya Allah hancurkanlah dan
luluh-lantakkanlah mereka!” (HR. Bukhari, no. 4115, Fath Al-Bari, 7:406)
ADAPUN SURAT AHZAB INI ADA AYAT AYAT YANG BISA KITA AMBIL HIKMAH
DAN PEJARAN DARI NYA
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوۡلُوۡا
قَوۡلًا سَدِيۡدًا ۙ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ucapkanlah perkataan yang benar,
يُّصۡلِحۡ
لَـكُمۡ اَعۡمَالَـكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ ذُنُوۡبَكُمۡؕ وَمَنۡ يُّطِعِ اللّٰهَ
وَرَسُوۡلَهٗ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيۡمًا
niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni
dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia
menang dengan kemenangan yang agung.
KALAU KAMU BERKATA BAGUS BAGUS MAKA ALLAH AKAN MEMPERBAIKI IBADAH
KITA DAN ALLAH AKAN AMPUNI DOSA KITA
Allahﷻ memerintahkan
kepada hamba- hamba- Nya yang beriman agar tetap
bertakwa kepada- Nya dan menyembah- Nya dengan penyembahan
sebagaimana seseorang yang melihat- Nya, dan hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang benar, yang jujur,
tidak bengkok, tidak pula menyimpang. Lalu
Allah menjanjikan kepada mereka jika mereka melakukan
perintah- perintah- Nya ini, Dia akan memberi mereka pahala
dengan memperbaiki amal perbuatan mereka. Yakni Allah memberi mereka
taufik untuk mengerjakan amal- amal yang saleh, dan bahwa
Allah akan mengampuni dosa- dosa mereka yang terdahulu. Sedangkan
dosa yang akan mereka lakukan di
masa mendatang, Allah akan memberi mereka ilham
untuk bertobat darinya.
Kenapa kitab sulit untuk berzikir dan sholawat 10000 kali, karena
kita mungkin berkata kata dengan kata kata yang tidak benar dan tidak ada
manfaatnya
Qoulan sadida. Adalah perkataan yang tidak ada bathil di dalamnya.
Contoh batil adalah berbohong. Satu kali berbohong bisa jadi berhari hari kita
tidak bisa merasakan nikmatnya ibadah
MACAM MACAM BOHONG ATAU DUSTA
1. Berdusta kepada Allah
Contoh: dia bilang zina dan riba halal. Termasuk jika dia memberi
jawaban hukum yang tidak benar
2. Berdusta atas nama Rasulullah contoh membuat bidah, dan mengatakan
hadits palsu atau maudlu
3. Berdusta dengan sumpah
الكذب
باليمين
Seperti pedagang berani bersumpah untuk melarikan dagangannya
4. Berdusta untuk menipu tapi tidak memakai sumpah
الكذب
الخدع
الذى
لغيرك لا يصل إليك والذى قسم لك حاصل لديك
"Sesuatu yang ditakdirkan milik orang lain tidak akan sampai
kepadamu dan sesuatu yang ditakdirkan untukmu akan menjadi milikmu".
~Imam Haddad
5. Berdusta dalam berjanji
الكذب
للوعد
6. Berdusta dalam mimpi
«من كذبَ في حُلُمِه
متعمِّدًا فليتبوَّأ مقعَدَه منَ النَّارِ»
7. Berdusta agar yang lain tertawa
الكذب
لإضحاك الناس
قَالَ
رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ
لِيَضْحَكَ بِهِ اَلْقَوْمُ وَيْلٌ لَهُ ثُمَّ وَيْلٌ لَهُ ) أَخْرَجَهُ
اَلثَّلَاثَةُ وَإِسْنَادُهُ قَوِيٌّ
Hadis No. 1545 Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Celakalah orang yang berbicara padahal ia bohong untuk sekedar membuat
orang-orang tertawa celakalah dia kemudian celakalah dia." Riwayat Imam
Tiga dan sanadnya kuat.
8. Berbohong dalam Nasab
الكذب
بالنسب
أن
النبي صلى الله عليه وسلم قال: من ادعى إلى غير أبيه أو انتمى إلى غير مواليه
فعليه لعنة الله والملائكة والناس أجمعين، لا يقبل الله منه يوم القيامة صرفا ولا
عدلا
Seperti mengaku keturunan habib dan wali
9. Berdusta karena malu
الكذب
للحياء
Seperti di tawari makan tidak mau karena kenyang padahal dial apar dan
dalam hatinya menggerutu.
SELANJUTNYA SELAIN BOHONG ADALAH GHIBAH
عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ، وَأَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ، قَالا : قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " إِيَّاكُمْ
وَالْغَيْبَةَ ، فَإِنَّ الْغَيْبَةَ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا " . قِيلَ : يَا
رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ الْغَيْبَةُ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا ؟ قَالَ : "
الرَّجُلُ يَزْنِي فَيَتُوبُ ، فَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِ ، وَإِنَّ صَاحِبَ
الْغَيْبَةِ لا يُغْفَرُ لَهُ حَتَّى يَغْفِرَ لَهُ صَاحِبُهُ " . رواه
الطبراني في الأوسط وفيه عباد بن كثير الثقفي وهو متروك
Dari Jabir bin Abdillah dan Abi Sa'id Al-khudri keduanya berkata :
Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda : “Takutlah kamu semua terhadap
ghibah karena sesungguhnya ghibah itu lebih berat dosanya daripada berzina
". Rosululloh ditanya :" bagaimana bisa ghibah lebih berat dosanya
daripada zina ?". Beliau menjawab : " sesungguhnya seorang laki-laki
kadang-kadang berzina kemudian bertaubat maka Allah menerima taubat nya,
sedangkan orang yang menggunjing tidak diampuni dosanya sampai orang yang
digunjing mau mengampuninya”. (HR At Tabrani dalam Al-Ausath dan dalam sanadnya
terdapat 'Ubad bin Katsir As-tsaqofi dan dia ini matruk, Sumber : Kitab Majma'
Zawaid : 8/92).
SELANJUTNYA ADALAH NAMIMAH
فقال
الجبار جل جلاله: وعزتي وجلالي لا يسكن فيك ثمانية من الناس: مدمن خمر، ولا مصر
على زنا، ولا قتات -وهو النمام- ولا ديوث) -هو القواد- (ولا شرطي) هو الجلواز عند
الأمراء، (ولا المخنث) الذي يتشبه بالنساء، (ولا قاطع رحم، ولا الذي يقول: علي عهد
الله إن لم أفعل، ولا يفعل
SELANJUTNYA ADALAH BERKATA DENGAN PERKATAAN SIA SIA
Contohnya adalah bertanya tentang ibadah orang lain
Contohnya bertanya ibadah orang. Misalnya puasa nga? Kalau dia
menjawab dia takut riya. Kalau dia tidak menjawab maka penanya tersinggung.
Begitu juga bertanya, sudah berapa kali haji, dan umroh.
Begitu juga bertanya tentang umur, dan dari mana dia pergi?
Atau datang dari mana?
Begitu juga bertanya tentang harga barang milik orang. Berapa harga
motor kamu itu?
Begitu juga bertanya tentang kemaksiatan seseorang
Komentar
Posting Komentar