26. TAFSIR SURAT ASYUA’ARA
Nabi Syu¦aib memerintahkan kepada mereka
agar menyempurnakan takaran dan timbangan, dan melarang
mereka melihat (mengurangi) takaran dan timbangan. Untuk itu ia
mengatakan:
اَوْفُوا
الْكَيْلَ وَلَا تَكُوْنُوْا مِنَ الْمُخْسِرِيْنَ
Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang- orang
yang merugikan. (Asy- Syu¦ara¦, [26:181])
Yakni bila kalian membayar kepada orang lain, maka
sempurnakanlah takaran mereka dan janganlah kalian mengurangi
takaran mereka yang menyebabkan kalian serahkan kepada mereka
pembayaran yang kurang. Tetapi bila kalian mengambil dari mereka,
maka kalian memintanya dalam keadaan sempurna dan cukup. Maka
ambillah sebagaimana yang kalian serahkan, dan
serahkanlah sebagaimana yang kalian ambil.
Kata imam alghazali ada 5 hal yang bisa mencelakan penjual.
1. Terlalu memuji barang sehingga pembeli berminat karena pujiannya
bukan karena barangnya. Jika tidak ada pujian pada barang itu maka masuk dusta,
menipu, dzalim. Dan kalau pujiannya itu benar, itu pun kurang baik, karena
perkataan sia sia yang nanti akan di hisab oleh Allah. Kecuali kalau kita sebut
keistimewaan barang, yang kalau tidak disebutkan pembeli tidak tahu akan
keistimewaan barang tersebut maka itu tidak jadi masalah. Itu namanya
mengajarkan manfaat barang kepada pembeli. Dan lebih memudorotkan lagi kalau
sampai dia sumpah pakai nama Allah. Misalnya demi allah rugi kalau 10.000,
padahal tidak ada yang menyuruh bersumpah.
توفيقي:
ويل للتاجر من بلى والله ولا والله وويل للصانع من عدو بعد غد
“Celakalah seorang pedagang yang mengatakan, ‘Iya, demi Allah’ dan
‘Tidak, demi Allah.’ Dan celakalah seorang pekerja yang selalu mengatakan,
‘Besok dan besok"
"Wailun" bisa juga di artikan neraka wail
2. Menyembunyikan aib. Wajib bagi penjual menyebutkan aib aib
barang yang mau di jual. Tidak boleh menyembunyikan apalagi kalau menjual
barang bekas.
من
غشنا فليس منا.
3. Mengurangi takaran, timbangan dan ukuran. Ikthtiyad atau lebih
sedikit lebih baik daripada pas.
جلَبتُ
أَنا ومَخرفةُ العبديُّ بزًّا من هَجرَ ، فجاءَنا رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ
علَيهِ وسلَّمَ ، فساومَنا سراويلَ ، وعندَنا وزَّانٌ يزِنُ بالأجرِ ، فقالَ لَهُ
النَّبيُّ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ : يا وزَّانُ زِن وأرجِحْ
الراوي
: سويد بن قيس | المحدث : الألباني | المصدر : صحيح ابن ماجه
Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin-nya menceritakan bagaimana Fudhail bin Iyadh ra
mengapresiasi anaknya yang jujur dalam takaran atau timbangan.
ونظر
فضيل إلى ابنه وهو يغسل دينارا يريد أن يصرفه ويزيل تكحيله وينقيه حتى لا يزيد
وزنه بسبب ذلك فقال يا بني فعلك هذا أفضل من حجتين وعشرين عمرة
Artinya: “Fudhail bin Iyadh menyaksikan anaknya yang sedang mencuci
sekeping dinar yang ingin digunakan. Ia menyaksikan anaknya yang sedang
berusaha menghilangkan karat dan membersihkannya sehingga bobot takarannya
tidak bertambah karenanya. Fudhail lalu berkata, ‘Nak, apa yang kau lakukan
lebih utama daripada pahala dua kali ibadah haji dan 20 kali ibadah umrah,’” .
4. Dusta dalam harga. الكذب بالشعر
Hadits Tirmidzi Nomor 1131
حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ يَحْيَى بْنُ خَلَفٍ حَدَّثَنَا بِشْرُ
بْنُ الْمُفَضَّلِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ خُثَيْمٍ عَنْ
إِسْمَعِيلَ بْنِ عُبَيْدِ بْنِ رِفَاعَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّهُ
خَرَجَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمُصَلَّى
فَرَأَى النَّاسَ يَتَبَايَعُونَ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ التُّجَّارِ فَاسْتَجَابُوا
لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَفَعُوا أَعْنَاقَهُمْ
وَأَبْصَارَهُمْ إِلَيْهِ فَقَالَ إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلَّا مَنْ اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ قَالَ أَبُو
عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَيُقَالُ إِسْمَعِيلُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ
بْنِ رِفَاعَةَ أَيْضًا
Telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah Yahya bin Khalaf] telah
menceritakan kepada kami [Bisyr bin Al Mufadhdhal] dari [Abdullah bin Utsman
bin Khutsaim] dari [Isma'il bin Ubaid bin Rifa'ah] dari [ayahnya] dari
[kakeknya] bahwa ia pernah keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menuju tempat shalat, lalu beliau melihat orang-orang melakukan transaksi jual
beli, beliau pun bersabda: "Wahai para pedagang." Lalu mereka
menyambut seruan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengangkat leher dan
pandangan mereka kepada beliau, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya para
pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai orang-orang yang berdosa
kecuali yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik serta jujur." Abu Isa
berkata; Hadits ini hasan shahih. Isma'il bin Ubaid bin Rifa'ah dipanggil juga
dengan Isma'il bin Ubaidullah bin Rifa'ah.
[Tirmidzi]
ثبت
عن رسول الله عليه الصلاة والسلام أنه قال: البيعان بالخيار ما لم يتفرقا، فإن
صدقا وبينا بورك لهما في بيعهما، وإن كتما وكذبا محقت بركة بيعهما متفق على صحته
Harta yang dicabut berkahnya maka akan mengarah penggunanya kepada maksiat.
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, bahwa Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أيُّها
النَّاسُ اتَّقوا اللَّهَ وأجملوا في الطَّلبِ فإنَّ نفسًا لن تموتَ حتَّى تستوفيَ
رزقَها وإن أبطأَ عنْها فاتَّقوا اللَّهَ وأجملوا في الطَّلبِ خذوا ما حلَّ ودعوا
ما حَرُمَ
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah, dan gunakanlah cara yang
indah dalam mencari rezeki. Karena tidak ada jiwa yang mati kecuali sudah
terpenuhi jatah rezekinya, walaupun (terkadang) rezeki tersebut lambat sampai
kepadanya. Maka gunakanlah cara yang indah dalam mencari rezeki. Ambilah yang
halal-halal dan tinggalkan yang haram-haram” (HR. Ibnu Majah no. 1756,
dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
التَّاجِرُ
الصَّدُوقُ الأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ، وَالصِّدِّيقِينَ، وَالشُّهَدَاءِ
Seorang pedangan yang jujur dan amanah akan bersama para nabi dan
orang-orang shiddiqin dan para syuhada.” (HR. Tirmidzi 3/515 no. 1209).
Jika pernah merasa melakukan 4 hal ini maka taubat kepada Allah dan
minta maaf kepada orang yang telah di tipu tadi. Kalau terlalu banyak maka
sisihkan sebagian harta kita, diberikan kaum muslimin yang membutuhkan dan
niatkan pahala untuk orang-orang yang dulu pernah ditipu atau di zalimi. Kalau baca astagfirullah puluhan ribu maka
tidak akan cukup.
Komentar
Posting Komentar