40. TAFSIR SURAT GHAAFIR
Surat Ghaafir adalah surat ke-40 dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 85 ayat. Surat ini termasuk dalam kelompok surat Makkiyah, yaitu surat yang diturunkan sebelum hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Nama “Ghaafir” berasal dari salah satu nama Allah yang disebutkan dalam ayat ketiga surat ini, yaitu Ghaafir al-dzamb (Yang Maha Pengampun dosa).
Tema Utama Surat Ghaafir
Surat Ghaafir mengandung
banyak tema penting, di antaranya adalah:
Beberapa Ayat Penting
dalam Surat Ghaafir
- Ayat 3:“(Yang memiliki sifat) mengampuni dosa dan menerima taubat, keras hukuman-Nya, serta mempunyai karunia. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya semua akan kembali.”
- Ayat 7-9:Ayat ini menggambarkan malaikat yang berdoa bagi orang-orang beriman, memohonkan ampun untuk mereka dan berdoa agar mereka dihindarkan dari siksa api neraka.
- Ayat 28:Kisah seorang mukmin dari kalangan keluarga Fir’aun yang menyembunyikan keimanannya. Ia membela Nabi Musa dengan logika dan nasihat yang lembut, berusaha memperingatkan kaumnya dari siksa Allah.
Kesimpulan
Surat Ghaafir menekankan
sifat Allah sebagai Yang Maha Pengampun dan Penerima taubat, namun juga sebagai
Yang Maha Keras hukuman-Nya bagi orang-orang yang ingkar. Surat ini
mengingatkan manusia untuk selalu kembali kepada Allah dengan taubat, serta
mengajarkan bahwa Allah mengampuni orang-orang yang bertaubat. Namun, bagi
mereka yang menolak kebenaran setelah diberikan bukti-bukti, siksa Allah
amatlah berat. Surat ini juga memberikan pelajaran dari kisah Nabi Musa dan
Fir’aun, serta menunjukkan pentingnya memperhatikan nasihat dan ajakan para
nabi untuk beriman kepada Allah.
وقال :
الحواميم سبع وأبواب جهنم سبع : جهنم والحطمة ولظى وسعير وسقر والهاوية والجحيم ،
تجيء كل حاميم منها يوم القيامة تقف على باب من هذه الأبواب فتقول : اللهم لا يدخل
هذا الباب من كان يؤمن بي
Hadits ini membahas
tentang keutamaan surat-surat Al-Qur'an yang dimulai dengan "حم" (Ha-Mim) yang dikenal sebagai al-Hawamim
(surat-surat "Ha-Mim") dan kaitannya dengan pintu-pintu neraka.
Berikut penjelasan dari hadits ini:
Terjemahan Hadits
“Al-Hawamim ada tujuh dan
pintu-pintu neraka juga ada tujuh: yaitu Jahannam, Al-Huthamah, Al-Ladho,
As-Sa'ir, Saqar, Al-Hawiyah, dan Al-Jahim. Setiap surat dari
al-Hawamim akan datang pada hari kiamat dan berdiri di depan salah satu pintu
dari pintu-pintu neraka itu, kemudian berkata: ‘Ya Allah, janganlah Engkau
masukkan melalui pintu ini orang yang beriman kepadaku (beriman kepada surat
ini).'”
Penjelasan Hadits
o
Surat Ghaafir (Al-Mu'min)
o
Surat Fussilat
o
Surat Asy-Syura
o
Surat Az-Zukhruf
o
Surat Ad-Dukhan
o
Surat Al-Jathiyah
o
Surat Al-Ahqaf
Surat-surat ini memiliki
tema-tema yang terkait dengan kekuasaan Allah, kebesaran-Nya, serta peringatan
terhadap orang-orang yang mendustakan risalah-Nya. Karena itu, surat-surat ini
dianggap memiliki keutamaan yang besar dan banyak ulama menekankan untuk
membaca dan menghayati kandungan surat-surat ini.
o
Jahannam: Sebutan umum untuk neraka.
o
Al-Huthamah: Neraka yang
menghancurkan dan menggilas.
o
Al-Ladho: Neraka yang berkobar-kobar dengan api
yang menyala-nyala.
o
As-Sa'ir: Neraka dengan api yang berkobar
terus-menerus.
o
Saqar: Neraka yang membakar kulit manusia.
o
Al-Hawiyah: Neraka yang dalam,
tempat kehancuran.
o
Al-Jahim: Neraka yang apinya sangat dahsyat.
Setiap nama ini
melambangkan karakteristik dan siksa tertentu dari neraka.
Ini menunjukkan bahwa
surat-surat al-Hawamim memiliki kedudukan yang tinggi dan menjadi pelindung
bagi orang-orang beriman yang mengamalkan isinya.
Hikmah dari Hadits
- Keutamaan Membaca dan Mengimani Surat-Surat Al-HawamimHadits ini memberikan dorongan untuk membaca, menghayati, dan mengamalkan surat-surat Al-Qur'an, khususnya surat-surat al-Hawamim, karena surat-surat ini bisa menjadi syafaat pada hari kiamat.
- Peringatan tentang NerakaPintu-pintu neraka yang disebutkan dalam hadits ini mengingatkan kita akan adanya siksa yang pedih bagi orang-orang yang ingkar dan tidak mau beriman. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berusaha menjaga keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
- Rahmat dan Syafaat Al-Qur'anAl-Qur'an akan menjadi penolong bagi hamba-hamba Allah yang beriman dan mengamalkan ajarannya. Surat-surat dalam Al-Qur'an, dengan izin Allah, akan memohonkan perlindungan bagi orang yang senantiasa membacanya dan menjadikannya pedoman dalam kehidupan.
Kesimpulan
Hadits ini menekankan
keutamaan surat-surat al-Hawamim dan peran mereka sebagai syafaat bagi
orang-orang yang beriman dan membacanya. Pada hari kiamat, surat-surat ini akan
memohon kepada Allah agar orang yang beriman kepada mereka tidak dimasukkan ke
dalam neraka. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kita menjaga keimanan dan
terus mendekatkan diri kepada Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.
من قرأَ {
حم } المؤمِنَ إلى { إِليهِ الْمَصِيرُ } وآيةَ الكرسيِّ حينَ يصبحُ حفظَ بهما
حتَّى يمسيَ ومن قرأَهما حينَ يمسي حُفِظَ بهما حتَّى يصبح
Hadits yang Anda tanyakan
ini menyebutkan keutamaan membaca dua bagian ayat dari Al-Qur’an, yaitu ayat
dari surat Ghaafir (Al-Mu’min) dan Ayat Kursi. Berikut adalah
terjemahan dan penjelasan hadits tersebut:
Terjemahan Hadits
“Barangsiapa membaca
(ayat) حم المؤمن sampai (ayat) إليه المصير dan Ayat Kursi ketika pagi hari, maka ia
akan dijaga oleh keduanya hingga sore hari. Dan barangsiapa yang membacanya
ketika sore hari, maka ia akan dijaga oleh keduanya hingga pagi hari.”
Penjelasan Hadits
o
"حم (1)
تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (2) غَافِرِ الذَّنْبِ
وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ
إِلَيْهِ الْمَصِيرُ (3)"
Ayat-ayat ini berbicara
tentang kebesaran Allah, kekuasaan-Nya, serta sifat-sifat-Nya yang mencakup
pengampunan, penerimaan taubat, siksa yang keras bagi orang-orang yang menolak
kebenaran, dan karunia-Nya yang tak terhingga. Dengan membaca ayat ini, seorang
mukmin mengingatkan dirinya akan kekuasaan dan keesaan Allah serta perlindungan
dari-Nya.
o
"اللَّهُ
لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ
ۚ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ
عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ
وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ
الْعَظِيمُ"
Ayat ini disebut sebagai ayat
teragung dalam Al-Qur'an karena kandungannya yang menggambarkan keagungan
dan kekuasaan Allah secara menyeluruh. Ayat ini mengandung pengakuan tentang
keesaan Allah, keagungan-Nya dalam mengurus makhluk-Nya, serta ketergantungan
seluruh alam kepada-Nya.
Makna "dijaga" di sini bisa mencakup
berbagai bentuk penjagaan, seperti penjagaan dari gangguan setan, malapetaka,
ataupun keburukan lainnya. Hal ini menunjukkan betapa besarnya manfaat dan
keutamaan dzikir, terutama dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang mulia seperti Ayat
Kursi dan ayat-ayat awal surat Ghaafir ini.
Hikmah dari Hadits
Kesimpulan
Hadits ini mengajarkan
keutamaan membaca ayat-ayat awal surat Ghaafir (Al-Mu’min) dan Ayat Kursi pada
pagi dan sore hari. Hal ini menjadi amalan yang sangat dianjurkan karena
mendatangkan perlindungan dan penjagaan dari Allah sepanjang hari. Membaca
ayat-ayat ini juga memperkuat keimanan seseorang akan keesaan dan kebesaran
Allah, serta menjadikan kita selalu mengingat Allah dalam setiap aktivitas
kita.
Surat Ghaafir ayat
ke-3 berbunyi:
غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي
الطَّوْلِ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ إِلَيْهِ الْمَصِيرُ
Artinya: "(Dialah) Yang
Mengampuni dosa dan Menerima taubat, Yang Keras hukuman-Nya, Yang Memiliki
karunia. Tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya lah (segala sesuatu)
kembali."
Penjelasan Ayat
1.
غَافِرِ
الذَّنْبِ (Yang Mengampuni dosa) Ayat ini dimulai dengan menyebut salah satu sifat
Allah, yaitu Ghāfir yang berarti Dia adalah Yang Maha Pengampun.
Allah adalah Dzat yang siap mengampuni dosa hamba-hamba-Nya, betapapun besar
dan banyaknya, selama mereka bertaubat dan memohon ampunan kepada-Nya. Ini
menunjukkan kasih sayang Allah kepada manusia, yang selalu membuka pintu
ampunan bagi yang bersungguh-sungguh ingin memperbaiki diri.
2.
وَقَابِلِ
التَّوْبِ (Dan Menerima taubat) Selain mengampuni dosa, Allah juga adalah Qābilut
Taub, yang artinya Penerima taubat. Ini menunjukkan bahwa Allah
tidak hanya mengampuni dosa-dosa, tetapi juga menerima dan meridhai taubat
hamba-Nya yang benar-benar menyesal dan ingin kembali kepada jalan yang benar.
Ini adalah manifestasi dari kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang bertaubat
dengan ikhlas.
3.
شَدِيدِ
الْعِقَابِ (Yang Keras hukuman-Nya) Namun, Allah juga memperingatkan bahwa Dia adalah
Yang Keras hukuman-Nya bagi orang-orang yang tetap keras kepala dalam
kesesatan dan menolak kebenaran setelah peringatan datang kepada mereka. Ini
mengingatkan manusia bahwa meskipun Allah Maha Pengampun dan Penerima Taubat,
ada konsekuensi bagi mereka yang menolak rahmat-Nya dan memilih kekufuran atau
kezaliman.
4.
ذِي
الطَّوْلِ (Yang Memiliki karunia) Allah adalah Dzat Yang Memiliki karunia
yang besar. Karunia di sini bisa diartikan sebagai kelimpahan rahmat, karunia
rezeki, kekuasaan, dan segala nikmat yang Dia berikan kepada makhluk-Nya. Ini
menunjukkan bahwa selain pengampunan dan hukuman, Allah juga memiliki limpahan
karunia yang Dia berikan sesuai dengan kehendak-Nya.
5.
لَا
إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ (Tidak ada Tuhan selain Dia) Pernyataan tauhid ini adalah inti dari
iman. Tidak ada ilah (tuhan yang berhak disembah) selain Allah. Dia
satu-satunya yang berhak disembah, dimintai pertolongan, dan dipatuhi. Ini
menegaskan keesaan Allah dalam rububiyah dan uluhiyah-Nya.
6.
إِلَيْهِ
الْمَصِيرُ (Hanya kepada-Nya lah (segala sesuatu) kembali) Bagian akhir ayat ini
mengingatkan bahwa pada akhirnya segala sesuatu akan kembali kepada Allah.
Baik orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang ingkar, semuanya akan
dikembalikan kepada-Nya untuk diadili. Ini adalah pengingat bahwa kehidupan
dunia hanyalah sementara, dan pada hari kiamat semua amal akan
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Kesimpulan
Ayat ini menggambarkan
keseimbangan antara rahmat dan keadilan Allah. Di satu sisi,
Allah adalah Dzat yang Maha Pengampun, Penerima taubat, dan Pemilik karunia. Di
sisi lain, Dia juga Keras dalam memberikan hukuman bagi yang ingkar. Ayat ini
menegaskan keesaan Allah dan bahwa kepada-Nya lah segala sesuatu akan kembali.
Ayat ini juga menjadi pengingat bagi kita untuk senantiasa memohon ampunan,
bertaubat, dan tidak meremehkan dosa-dosa kita, karena Allah adalah Hakim yang
Maha Adil.
من قال
حين يصبح وحين يمسي: سبحان الله وبحمده مائة مرة غفرت خطاياه وإن كانت مثل زبد
البحر،
"Barangsiapa yang
mengucapkan 'Subhanallah wa bihamdih' (Maha Suci Allah dan segala puji
bagi-Nya) sebanyak seratus kali ketika pagi dan sore hari, maka dosa-dosanya
akan diampuni, meskipun sebanyak buih di lautan."
Penjelasan Hadits:
1.
Ucapan 'Subhanallah wa bihamdih' adalah bentuk dzikir yang
mengagungkan Allah dengan menyatakan kesucian-Nya dari segala kekurangan dan
memuji-Nya atas segala kesempurnaan.
2.
Seratus kali setiap pagi dan sore merupakan amalan dzikir
yang dianjurkan untuk dilakukan secara rutin sebagai bagian dari ibadah harian.
3.
Pengampunan dosa yang dijanjikan dalam
hadits ini adalah kemurahan dari Allah bagi mereka yang beristighfar dan
bertaubat dengan ikhlas.
4.
Buih di lautan menggambarkan betapa
banyaknya dosa yang bisa diampuni oleh Allah jika seseorang rutin melakukan
dzikir ini, menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah.
Hadits ini menekankan
pentingnya dzikir sebagai bentuk ibadah dan cara untuk meraih pengampunan dari
Allah.
Komentar
Posting Komentar