28. TAFSIR SURAT ALQASHASH


إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ (76) وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (77

Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.” Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Ibnu Juraij mengatakan bahwa menurut kebanyakan ahlul 'ilmi, Qarun adalah saudara sepupu Musa a.s.

Qatadah ibnu Di'amah mengatakan, "Kami mengatakan bahwa dia adalah anak paman Musa a.s. Qarun dijuluki Al-Munawwir karena suaranya yang bagus saat membaca kitab Taurat, tetapi dia adalah musuh Allah lagi munafik, sebagaimana sikap munafiknya Samiri. Keserakahan dirinyalah yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan karena hartanya yang terlalu banyak."

Menurut Syahr ibnu Hausyab, Qarun menjulurkan kainnya sepanjang satu jengkal karena kesombongan dan keangkuhan terhadap kaumnya sendiri.

Qorun tidak mau mengeluarkan zakat padahal sedikit zakat pada zaman nabi musa yaitu 1 dinar dari 1000 dinar.

Karena sudah terlalu banyak hartanya maka kelihatan banyak zakatnya. Maka dia tidak mau, bahkan dia memfitnah nabi musa dg sesuatu yang keji.

Akhirnya nabi musa menasihati qorun dengan 5 nasihat ;

Nasihat pertama :

 

{إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ}

, "Janganlah kamu terlalu bangga dengan apa yang telah kamu peroleh." Dengan kata lain, janganlah kamu membangga-banggakan hartamu.

Nasihat kedua ;

{وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا}

Maksudnya, gunakanlah harta yang berlimpah dan nikmat yang bergelimang sebagai karunia Allah kepadamu ini untuk bekal ketaatan kepada Tuhanmu dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengerjakan berbagai amal pendekatan diri kepada-Nya, yang dengannya kamu akan memperoleh pahala di dunia dan akhirat.

Nasihat yang ketiga;

{وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا}

Yakni yang dihalalkan oleh Allah berupa makanan, minuman, pakaian, rumah dan perkawinan. Karena sesungguhnya engkau mempunyai kewajiban terhadap Tuhanmu, dan engkau mempunyai kewajiban terhadap dirimu sendiri, dan engkau mempunyai kewajiban terhadap keluargamu, dan engkau mempunyai kewajiban terhadap orang-orang yang bertamu kepadamu, maka tunaikanlah kewajiban itu kepada haknya masing-masing.

Nasihat ke empat;

 

{وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ}

berbuat baiklah kepada sesama makhluk Allah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.

 

Nasihat kelima;

وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ

janganlah cita-cita yang sedang kamu jalani itu untuk membuat kerusakan di muka bumi dan berbuat jahat terhadap makhluk Allah.

 

{إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ}

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qashash: 77)

 

Allah     menceritakan     tentang     jawaban  Qarun         kepada        kaumnya  ketika          mereka menasihati    dan      memberinya   petunjuk   jalan kebaikan.

 

قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْ

Qarun     berkata,      Sesungguhnya     aku      hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku.‡ (Al- Qashash, [28:78])

Yakni       aku       tidak       memerlukan       nasihatmu,  karena          sesungguhnya 

Allah         memberiku kekayaan   ini    sebab     Dia   mengetahui    bahwa aku

berhak       mendapatkannya       dan       sebab  kecintaan- Nya   kepadaku.   Dengan  kata   lain, dapat disebutkan bahwa sesungguhnya Allah  memberiku     semuanya     ini    hanyalah    karena  pengetahuan  Allah     yang  mengetahui  bahwa  diriku  berhak memperolehnya. Pengertiannya  sama    dengan    apa    yang    disebutkan    dalam   ayat lain melalui firman- Nya:

 

فَاِذَا مَسَّ الْاِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَانَا ثُمَّ اِذَا خَوَّلْنٰهُ نِعْمَةً مِّنَّا قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ

Maka       apabila    manusia    ditimpa     bahaya    ia menyeru        Kami,        kemudian        apabila        Kami  berikan       kepadanya      nikmat        dari        Kami      ia berkata, ¤Sesungguhnya aku   diberi  nikmat  itu hanyalah    karena    kepintaranku.    (Az- Zumar,  [39:49])

 

Yakni atas sepengetahuan dari Allah yang ada padaku.          Dan         sama        dengan         apa         yang disebutkan    dalam   ayat    lain    melalui   firman- Nya:

 

وَلَىِٕنْ اَذَقْنٰهُ رَحْمَةً مِّنَّا مِنْ بَعْدِ ضَرَّاۤءَ مَسَّتْهُ لَيَقُوْلَنَّ هٰذَا لِيْ

Dan jika  Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat        dari        Kami       sesudah       dia       ditimpa kesusahan,   pastilah   dia   berkata:   ¤Ini   adalah  hakku,‡ (Fussilat, [41:50])

 

Artinya,  ini   adalah   sesuatu   yang   berhak  aku  terima.         Tetapi           telah          diriwayatkan          dari sebagian      ahli      tafsir,       bahwa       makna      yang dimaksud    dari    firman- Nya:    Sesungguhnya  aku  hanya   diberi   harta  itu,  karena  ilmu   yang  ada padaku. (Al- Qashash, [28:78])

 

¬Qarun            mempunyai            profesi            sebagai seorang       ahli      kimia.      Pendapat      ini      lemah.  Sesungguhnya           ilmu           kimia           itu           sendiri  merupakan     ilmu      reaksi,      bukan     ilmu      yang  menyangkut        mengubah        sesuatu       menjadi  benda lain,  karena sesungguhnya  yang  dapat  melakukan     hal     itu     hanyalah     Allah     semata

 

فَخَسَفْنَا بِهٖ وَبِدَارِهِ الْاَرْضَ ۗفَمَا كَانَ لَهٗ مِنْ فِئَةٍ يَّنْصُرُوْنَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖوَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ

 

Maka Kami benamkan dia (Karun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri

 

Menurut sebagian ulama qorun itu masih hidup dan terus merangsek ke dasar bumi. Jika ia sudah sampai dasar bumi maka terjadi kiamat.

 

Kisah qorun ini adalah contoh orang kaya yang tidak beradab adab agama. Jika orang kaya sekarang tidak beradab agama maka akan dikumpulkan bersama qorun.

 

Apa itu adab orang kaya dg adab agama, yaitu ada 10:

 

1.    Memeriksa hartanya, ان يفتس ماله. Jika ada hasil khianat, ada bunga bunga riba, upah karyawan, maka balikkan ke yang berhak.

2.    Menunaikan hak Allah seperti zakat, nazar dan kafaroh ان يؤدي حق الله من نحو الزكاة

وأما أول ثلاثة يدخلون النار : فأمير مسلط ، وذو ثروة من مال لا يؤدي حق الله في ماله ، وفقير فجور " .

 

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah diberitahu oleh Allah, bahwa ada tiga golongan yang pertama-tama di masukkan ke dalam sorga dan ada tiga pula yang pertama-tama dimasukkan ke dalam neraka. Beliau bersabda:

 

"عُرِضَ عَلَيَّ أَوَّلُ ثَلاثَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ , وَأَوَّلُ ثَلاثَةٍ يَدْخُلُونَ النَّارَ , فَأَمَّا أَوَّلُ ثَلاثَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ : فَالشَّهِيدُ , وَعَبْدٌ مَمْلُوكٌ أَحْسَنَ عِبَادَةَ رَبِّهِ وَنَصَحَ لِسَيِّدِهِ , وَعَفِيفٌ مُتَعَفِّفٌ ذُو عِيَالٍ ، وَأَوَّلُ ثَلاثَةٍ يَدْخُلُونَ النَّارَ : أَمِيرٌ مُسَلَّطٌ , وَذُو ثَرْوَةٍ مِنْ مَالٍ لا يُعْطِي حَقَّهُ , وَفَقِيرٌ فَخُورٌ ".

Artinya: "Dipaparkan kepadaku tiga yang pertama masuk sorga dan tiga yang pertama masuk neraka. Adapun tiga yang paling pertama masuk sorga adalah: orang yang mati syahid, hamba sahaya yang beribadah dengan baik kepada Allah dan menasehati (tulus kepada) tuannya, serta orang miskin yang menjaga kehormatannya (tidak mengemis) walaupun banyak anak-anaknya. Sedangkan tiga yang paling pertama masuk neraka adalah: Pemimpin yang diktator, orang kaya yang banyak harta tapi tidak menunaikan hak Allah pada hartanya, dan orang miskin yang sombong". (HR Turmidzi dan Al Hakim, dari Abu Hurairah).

 

3.    Dia mengakui bahwa kekayaan ini semua karena anugerah dari Allah ان يعترف فضل الله عليه

4.    Harta harta tadi di syukuri dengan cara menggunakan di jalan Allah ان يصرفه في سبيل الله

5.    Melazimi tawasdhu, ان يلازم التواضع

 

طوبى لمن تواضع في غير مسكنة

Beruntung orang yang tawadhu padahal dia tidak miskin

 

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali menjelaskan etika menjadi orang kaya dalam salah satu risalahnya berjudul Al-Adabu fid Dîn, persisnya dalam fasal Âdâbul Ghanî (dalam Majmû‘ Rasâil al-Imâm al-Ghazâlî, Kairo: al-Maktabah at-Taufîqiyyah). Imam Al-Ghazali mengulas beberapa poin penting yang harus dilakukan oleh orang berpunya.

 

Pertama, selalu bersikap tawaduk (luzûmut tawadlu’).

Kedua, menghapus sikap sombong (nafyut takabbur). Orang yang memiliki kelebihan, termasuk kelebihan harta benda, diharuskan untuk melestarikan sifat rendah hati, tidak angkuh, terhadap orang lain baik miskin maupun kaya seperti dirinya. Sifat ini bisa muncul jika si kaya menginsafi bahwa kekayaan hanyalah titipan atau sekadar amanat.

Ketiga, senantiasa bersyukur (dawâmusy syukr). Lawan dari syukur adalah kufur alias mengingkari kekayaan sebagai karunia yang sangat berharga. Kufur biasanya dipicu oleh sifat tamak, tak puas dengan apa yang sedang dimiliki.

Keempat, terus bekerja untuk kebajikan (at-tawâshul ilâ a‘mâlil birr).Di antara modal orang kaya yang tak dimiliki orang miskin adalah kekuatan ekonomi. Karena itu hendaknya kekuatan ini dimanfaatkan untuk kemaslahatan orang lain, bukan dibiarkan menumpuk, bukan pula untuk kegiatan mubazir atau yang menimbulkan mudarat.

Kelima, menunjukkan air muka yang berseri-seri kepada orang fakir dan gemar mengunjunginya (al-basyâsyah bil faqîr wal iqbâl ‘alaihi). Sikap ini adalah bukti bahwa si kaya tak membedakan pergaulan berdasarkan status ekonomi seseorang.

Keenam, menjawab salam kepada siapa saja (raddus salâm ‘alâ kulli ahadin). Orang kaya juga dituntut untuk membalas sapaan yang datang dari setiap orang, terlepas dari latar belakang keturunan, kekayaan, status sosial, profesi, dan lain-lain. Manusia memang diciptakan setara dan sama-sama mulia, dan demikianlah seharusnya tiap orang saling bersikap.

Ketujuh, menampakkan diri sebagai orang yang berkecukupan (idh-hârul kifâyah). Artinya, orang kaya tak sepatutnya bersikap memelas atau menunjukkan tanda-tanda sebagai orang yang butuh bantuan. Tentu ini berbeda dari sikap hidup sederhana, yang menjadi lawan dari berfoya-foya dan terlalu bermewah-mewahan.

Kedelapan, lembut dalam bertutur dan berperangai ramah (lathâfah al-kalimah wa thîbul muânasah). Artinya, tidak mentang-mentang kaya dan bisa melakukan banyak hal dengan kekuatan ekonominya, orang kaya lantas boleh berbuat apa saja, termasuk berkata kasar dan merendahkan orang lain.

Kesembilan, suka membantu untuk kepentingan-kepentingan yang positif (al-musâ‘adah ‘alal khairât). Contah dari sikap ini adalah bersedekah, membangun fasilitas umum, memberi bantuan modal usaha, menanggung biaya pendidikan orang miskin, dan lain-lain. (Mahbib)

Imam ghazali berkata tawadhu sifat mulia dan lebih bagus lagi jika ia berada di orang kaya, kebaikannya sifat sombong buruk dan lebih buruk lagi jika ia berada di orang miskin.

 

6. Menyambung silaturahim ان يصل رحمه

7. Menolong orang orang yang kena musibah dan punya hajat ان يعين على ذو الحاجات

8. Menjaga pribadinya dengan kekayaan ان يصون به الإرضاء

Bukan pribadi menjaga kekayaan

فَقَالَ إِنَّ الْأَكْثَرِينَ هُمْ الْأَقَلُّونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا مَنْ قَالَ هَكَذَا وَهَكَذَا وَهَكَذَا عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ وَمِنْ خَلْفِهِ وَقَلِيلٌ مَا هُمْ

 

Wahai Abu Dzar, sungguh orang-orang yang berbanyak-banyak (mengumpulkan harta) akan menjadi sedikit (melarat) pada hari kiamat, kecuali orang yang berkata seperti ini, seperti ini dan seperti ini!" Sambil mempraktekkan ke kanan, kiri dan belakangnya- kecuali hanya sedikit dari mereka yang seperti itu.'

 

Maksudnya dg kekayaannya itu ia sedekahkan kepada orang sekitar, tetangga kanan, kiri dan belakang semua kedapatan.

9. Jangan sampai kekayaan itu lalai dalam zikrullah ان لا يشتغل عن ذكر الله تعالى

Jangan sampai gara gara mengurus harta tidak sholat berjamaah dan pengajian

Jika orang kaya mengamalkan ini adab maka dia termasuk orang kaya yang asysyakirin, orang kaya yang bersyukur kepada Allah Swt dan jauh dari qorun.

 

؛ فإنه بلغنا عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه قال : من نوقش الحساب عذب وقال عليه السلام: : « يؤتى برجل يوم القيامة وقد جمع مالا من حرام ، وأنفقه في حرام ، فيقال : اذهبوا به إلى النار ، ويؤتى برجل قد جمع مالا من حلال وأنفقه في حرام، فيقال: اذهبوا به إلى النار، فيؤتى برجل قد جمع مالا من حلال وأنفقه في حلال، فيقال له: قف؛ لعلك قصرت في طلب هذا بشيء مما فرضت عليك من صلاة لم تصلها لوقتها، وفرطت في شيء من ركوعها وسجودها ووضوئها، فيقول: لا يا رب، كسبت من حلال وأنفقت في حلال، ولم أضيع شيئا مما فرضت علي، فيقال: لعلك اختلت في هذا المال في شيء من مركب، أو ثوب باهيت به، فيقول: لا يا رب لم أختل، ولم أباه في شيء، فيقال: لعلك منعت حق أحد أمرتك أن تعطيه من ذوي القربى واليتامى والمساكين وابن السبيل، فيقول: لا يا رب، كسبت من حلال، وأنفقت في حلال، ولم أضيع شيئا مما فرضت علي، ولم أختل ولم أباه ولم أضيع حق أحد أمرتني أن أعطيه، قال: فيجيء أولئك فيخاصمونه، فيقولون: يا رب أعطيته وأغنيته وجعلته بين أظهرنا، وأمرته أن يعطينا، فإن كان أعطاهم وما ضيع مع ذلك شيئا من الفرائض، ولم يختل في شيء، فيقال: قف الآن هات شكر كل نعمة أنعمتها عليك من أكلة أو شربة أو لقمة أو لذة، فلا يزال يسأل ويحك ! فمن ذا الذي يتعرض لهذه المسألة التي كانت لهذا الرجل ، الذي تقلب في الحلال ، وقام بالحقوق كلها ، وأدى الفرائض بحدودها ، حوسب هذه المحاسبة ؟! فكيف ترى يكون حال أمثالنا الغرقى في فتن الدنيا وتخاليطها وشبهاتها وشهواتها وزينتها ؟! ويحك ! لأجل هذه المسائل يخاف المتقون أن يتلبسوا بالدنيا فرضوا بالكفاف منها ، وعملوا بأنواع البر من كسب المال ، فلك ويحك ! بهؤلاء الأخيار أسوة ، فإن أبيت ذلك وزعمت أنك بالغ من الورع والتقوى ، ولم تجمع المال إلا من حلال بزعمك للتعفف والبذل في سبيل الله ، ولم تنفق شيئا من الحلال إلا بحق ، ولم يتغير بسبب المال قلبك عما يحب الله ولم تسخط الله في شيء من سرائرك وعلانيتك ، ويحك ! فإن كنت كذلك ولست كذلك فقد ينبغي لك أن ترضى بالبلغة وتعتزل ذوي الأموال إذا وقفوا للسؤال وتستبق ، مع الرعيل الأول في زمرة المصطفى لا حبس عليك للمسألة والحساب ، فإما سلامة وإما عطب .

 

Nabi yang paling akhir masuk surga adalah nabi sulaiman, karena ia adalah nabi yang paling kaya. Sama halnya dengan sahabat nabi yang bernama abdurahman bin auf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

67Tafsir Surat Al-Mulk

Tafsir Surat al-Anbiya

52. TAFSIR SURAT ATH THUUR